Antara Sholat dan Pacaran

Satu situasi yang kita lihat dalam kalangan remaja masa kini sama ada sadar ataupun tidak, adalah budaya 'pacaran' yg begitu diangkat sebagai satu kewajiban berbanding SHOLAT. Tidak dinafikan juga ada diantara mereka yang ber'pacaran' ini juga menunaikan sholat lima waktu sehari semalam. Namun sebahagian besar daripadanya masih lalai daripada menunaikan sholat. Apa yangg saya coba sampaikan kali ini adalah berkenaan perkara yang WAJIB dalam hidup kita, lebih-lebih lagi sebagai seorang remaja muslim.

Persepsi kebanyakkan remaja hari ini mengenai 'pacaran' adalah adalah 1 budaya yang menjadi kewajiban. Tanpa 'pacaran', seseorang itu dianggap tidak laku ataupun kolot, kerana tidak mau bersosial dan sebagainya. Persepsi ini adalah salah sama sekali, bahkan dalam ISLAM sendiri tidak ada satu pun ayat AL QURAN yg mengangkat budaya pacaran ini sebagai perkara yg WAJIB.

Ada pun munculnya beberapa golongan yg menggunakan ayat Al Quran:

Dosa Kecil Yang Terlupakan

Penyimpangan penggunaan alat telekomunikasi (telepon atau HP)

Tidaklah menjadi rahasia lagi bagi setiap muslim bahwa segala kenikmatan –yang dilimpahkan Allah Ta’ala kepada kita– tidak terhitung jumlahnya. Di antara nikmat-nikmat tersebut adalah ketersediaan alat komunikasi. Allah Ta’ala yang memudahkannya untuk kita, dengan segala kemurahan dan kemuliaan-Nya. Seorang muslim yang cerdas tidak akan salah menyikapi nikmat-nikmat yang telah Allah berikan. Allah Maha Mengetahui, siapa saja hamba yang bersyukur di antara sekian banyak hamba yang kufur (ingkar).

Hendaknya kita tergolong orang yang pandai bersyukur atas nikmat-nikmat tersebut. Allah Ta’ala berfirman,

وَاشْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Dan syukurilah nikmat Allah, jika hanya kepada-Nya kamu menyembah.” (Q.s. An-Nahl: 114)

Pesan Imam Syafi'i

Sebelum Imam Syafi'i wafat, beliau sempat berpesan kepada muridnya, serta umat islam umumnya,
berikut adalah kandungan wasiat tersebut.
"Barangsiapa yang ingin meninggalkan dunia dalam keadaan selamat, maka hendaklah ia mengamalkan 10 perkara diantaranya :
Hak kepada diri : mengurangkan tidur, mengurangkan makan, percakapan & berfoya" dengan rizki yang ada.
Hak kepada Malaikat maut : mengqadhakan kewajiban" tertinggal, meminta maaf kepada orang yang telah kita dzalimi, membuat persediaan untuk mati & merasa cinta kepada Allah.
Hak kepada kubur : membuang tabiat suka menabur fitnah, tabiat kencing merata", memperbanyak sholat tahajud & membantu orang yang didzalimi.
Hak kepada Munkar & Nakir : tidak berdusta, berkata benar, meninggalkan maksiat & nasehat menasehati.
Hak kepada mizan (neraca timbangan amalan pada hari kiamat) : menahan kemarahan, banyak berzikir, mengikhlaskan amalan & sanggup menahan kesulitan.

Silakah, berlangganan Goretan Pena Kami


Dalam Dekapan Ukhwah, 2011.
free counters
© Dalam Dekapan Ukhwah, Dzulhijjah 1432. All Rights Reserved.