Kumpulan puitisasi Hujan


Assalamu'alaikum Sahabat.. walau tak seindah Rendra, tapi, inilah karyaku, masih sedikit, namun harus diarsip. semoga apa yang aku kumpulkan, bisa bermanfaat untuk semua . Aamiin


Bismillah
Allahumma Shoyyiban Naafi'an

Hujan, pagi ini kau hadir, rintikmu menentramkan..Irama yg kau hasilkan, mampu putarkan memoriku ttg cinta di masa lalu.Tentang ibu yg memarahiku karena ia cemburu pada kemesraanku dgnmu.Tentang sahabatku yg tulus mendekapku dalam menghadapimu. Tentang cinta yg hangat karena hadirmu..Ah, kau selalu mampu membuatku puitis.

( Pecinta Hujan 8 Maret 2012 . 3 :30 WIB )

Hujan..Bawa pergi kesalku. Hanyutkan lah amarahku. Suburkan sabarku. Yakinkan aku, dia hanya ingin "break".Untuk siapkan energi baru, untuk melangkah yg lebih kuat.

( Pecinta Hujan 24 Januari 2012 . 3 :53 WIB )

hujani hatiku dgn kasih sayang..Hujani fikirku dgn kebaikan..Luruhkan suudzan. Suburkan khusnudzan. Dgn hujan-Mu Wahai Penentu Hujan

( Pecinta Hujan 20 Januari 2012 . 14:33 WIB )

biar hujan menghapus kecewaku. Biar hujan menghanyutkan keraguanku. Biar hujan menemani langkahku memakmurkan aturan-Mu.

( Pecinta Hujan 9 Januari 2012 . 5:02 WIB )


hujan hari ini..Mengajarkan arti ikhlas dalam menjalani tugasnya di kehidupan..Walau berat mendapat rutukan penyesalan manusia, namun hujan tetap turun, membasahi hati yg bersyukur.Rabb, bahkan ilmu-Mu kau sampaikan lewat hujan.


( Pecinta Hujan 5 Desember 2011 . 13:14 WIB )


rasanya Baru kemarin kalian berkata "kapan hujan datang?"Tapi

Mengapa saat hujan menyapaKalian berkata "yah, musim hujan, alamat sepi nih jualan"

Oh, begitu mudah kalian ingkari nikmat, bhkan pada nikmat yg awalnya kau buru sekalipun.

Dan kufur, hanya manusia yg pandai melakukan nya.Makhluq lain, TIDAK.

~refleksi utk manusia kufur~

( Pecinta Hujan 17 November 2011 . 4:46 WIB )

hujan masih malu-malu mendatangi kotaku mungkin karena orang2nya sudah tdk tahu malujadi hujan memilih malu-maluatau mungkin hujan malah berfikir "tunggulah saat aku akan memalukanmu wahai para manusia memalukan"

~refleksi ketelanjangan yg merajalela~
 ( Pecinta Hujan 14 November 2011 . 4:49 WIB )


walau cucian belum juga kering..

aku tetap cintai air hujan..

karena turunnya dari langit, adalah ibadahnya pada sang khaliq..

bukankah ini yg lama kita rindu saat kemarau?jangan mengeluh sahabat..yakinlah, hujan tak pernah tak reda..

maka nikmat Rabbmu yg manakah yg kamu dustakan?

( Pecinta Hujan 8 November 2011 . 17:11 WIB )


inilah yg selalu ku tunggu saat kemarau usai

hujan pertama dan bau tanah kering yg tersiram hujan

aromanya seperti tasbih alam kepada Allah.. Harum dan mendamaikan

( Pecinta Hujan 7 November 2011 . 17 : 08 )


merindu masa-masa itu. Ramadhan dua tahun lalu, ketika kami kemalaman setelah menuntut ilmu, setelah tarawih, hujan menahan kami hingga tak terasa, waktu sahur menjelang.. Jam 1 malam, kami berboncengan kehujanan.. Nikmatnya ukhuwah menghangatkan laju kami.. 

Hujan, maukah kau buat cerita itu lagi untuk kami di Ramadhan tahun ini?

( Pecinta Hujan 15 Juni 2012 . 0 : 00 WIB )

barusan hujan datang menemuiku, sebentar, hanya mengetuk pintu, lalu berbisik ketika kubuka pintu. "Ali, skrg aku penuhi janjiku menemuimu .. Rumahmu jauh juga ya.". Lalu ia pergi meninggalkan kebahagiaan dan jejaknya pada tanah tandus di depan rumahku.Ah, aku selalu puitis ketika hujan mengencaniku.

Allahumma Shoyiban Naafi'an

( Kronologi 22 Juni 2012 . 17 : 00 )





Silakah, berlangganan Goretan Pena Kami


Dalam Dekapan Ukhwah, 2011.
free counters
© Dalam Dekapan Ukhwah, Dzulhijjah 1432. All Rights Reserved.