Umar Itu...

Ini caraku meng ekspresikan cinta..
Memang, belum lama aku mengenalnya secara dekat
Tapi, ukhwah fillah, membuat kami lebih dekat seperti teman lama.

Umar, nama yg agung dalam sejarah
Dan aku yakin, itulah harapan orangtuanya ketika memberi nama pada saudaraku ini.

Sejatinya, memoar itu masih belum layak, jika hanya baru sesaat kita ber ukhwah.
Biasanya, orang baru akan membuat memoar tentang sahabatnya, jika sudah melewati masa 5 atau 10th jalinan mereka.

Tapi, aku menabrak pakem.. Ya, karena belum genap setahun kedekatan kita.
Mengenalnya 4tahun yg lalu, karena aktivitasku di mushola di samping rumahnya. Saat itu, dia belum begitu aktif di musholah.. Jarak rumahku dgn musholahnya adalah 1 jam perjalanan dgn angkutan umum. Entah apa yg membuatku "terdampar" di tempat sejauh itu. Padahal, di tempatku pun ada mushola bahkan masjid. Aku tak ingin membahas itu. Yang aku tahu, Allah lah yg menuntunku.

4 tahun lalu, masih susah untuk berkomunikasi dengan Umar. Dia sangat pemalu di mataku, berbanding terbalik dengan aku yg talkactive dan cenderung "gak tahu malu". Maklum, latar belakangku yg aktif di organisasi sekolah dan kepemudaan di kecamatan. Membuatku menjadi pribadi yang fleksibel.
Sampai pada suatu seminar di ujung Sya'ban tahun lalu. Allah mempertemukan kami kembali. Aku tak tau, dia ikut di seminar itu. Sejak saat itu, kamipun mulai dekat.
Bagiku, dia didatangkan Allah tepat waktu untukku. Di saat simpul-simpul ukhwah ku dengan ikhwan yang lain mulai merenggang, karena pengkhianatan, perubahan prinsip awal, dan perbedaan visi. Umar dihadirkan Allah untukku yg hampir menyerah dalam menempuh jalan dakwah ini.
Ini pelajaran bagiku. Bahwa Allah akan menggantikan teman seperjuangan yg tak baik, dengan teman seperjuangan yg lebih baik. Itu pasti. Aku merasakannya selama aku istiqomah.

Umar itu, mengajarkanku tentang malu, karena sifat pemalunya begitu dominan. Bagi yang tidak mengenalnya secara dekat, pasti mengira Umar itu sombong. Tapi, aku tak mendapatinya begitu. Walau lebih muda dariku, namun ilmu tentang dien nya lebih dariku. Itu yg kuambil, bersahabat adalah media introspeksi. Aku jadi lebih bersemangat mencari ilmu.

Umar itu.. Dengan segala kekurangan nya, dia berhasil melengkapiku.
Karena, aku tak butuh sahabat yg sempurna. Tapi, aku hanya butuh sahabat yg memperlakukanku dengan sempurna.

Bagiku, Umar adalah representasi sahabat sejati. Dia kritis dalam diamnya, menjadi pendengar yg baik pada keluhanku akhir-akhir ini.
Meski terkadang, aku merasa dicuekin, karena diamnya. Namun, solusi yg dia sarankan sering mengena.
Tak jarang, kamipun beda pendapat, tapi, itu tak menyurutkan ukhwah kami, sedikitpun.

Umar, jika kau baca ini, semoga kau faham, bahwa ukhwah kita begitu mempengaruhiku. Dan aku berharap, ukhwah kita sampai ke syurga.

Cirebon,27 jumadil ula 1433 hijriah

0 Respon:

emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon
:1: :2: :3: :4: :5: :6: :7: :8: :9: :10:
emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon
:11: :12: :13: :14: :15: :16: :17: :18: :19: :20:
Untuk memasukan icon² di atas, cukup memasukan kode dibawah icon tersebut misal:
:4:
ke dalam frame komentar di bawah ini.
Terimakasih, Silkan beri tanggapan

Bismillah, Silakan Sahabat boleh beri tanggapan..

Silakah, berlangganan Goretan Pena Kami


Dalam Dekapan Ukhwah, 2011.
free counters
© Dalam Dekapan Ukhwah, Dzulhijjah 1432. All Rights Reserved.